11 Agustus 2009

Khasiat Madu

Madu adalah cairan yang lengket dan manis yang dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga. Madu adalah makanan yang mengandung aneka zat gizi seperti karbohidrat, protein, asam amino, vitamin, mineral, dekstrin, pigmen tumbuhan dan komponen aromatik. Bahkan dari hasil penelitian ahli gizi dan pangan, madu mengandung karbohidrat yang paling tinggi diantara produk ternak lainnya seperti susu, telur, daging, keju dan mentega, yaitu sekitar 82,3% lebih tinggi. Setiap 100 gram madu murni bernilai 294 kalori atau jika dibandingkan dengan makanan lainnya 1000 gram madu murni setara dengan 50 butir telur ayam atau 5,675 liter susu atau 1680 gram daging. Dari hasil penelitian terbaru ternyata zat-zat atau senyawa yang ada didalam madu sangat komplek yaitu mencapai 181 jenis.

Dalam madu terdapat obat yang dapat menyembuhkan. Petunjuk ilmiah ini sebenarnya telah 15 abad yang lalu Allah SWT kisahkan dalam Al-Quran,
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah; “ buatlah sarang-sarang di bukit-bukit dan ditempat-tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)”. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda bagi orang yang memikirkan” (An Nahl : 68-69).

Madu mengandung glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang tinggi. Menurut Winarno (1982), kadar glukosa dan fruktosa yang tinggi ini dapat dengan mudah diserap oleh usus bersama zat-zat organik lain, sehingga dapat bertindak sebagai stimulan bagi pencernaan dan memperbaiki nafsu makan. Selain itu, madu juga memiliki sifat antimkiroba. Berdasarkan hasil penelitian Komara (2002), madu memiliki aktivitas senyawa antibakteri terutama pada baktero Gram (+), yakni bakteri S, Aureus, B. cereus. Sedangkan menurut hasil penelitian Peter C Molan (1992), seorang peneliti dari Departement of Biological Sciences, University of Waikoto , Selandia Baru menyatakan bahwa madu terbukti mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai kuman patogen penyebab penyakit. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine , University of Malaya di Malaysia, Kamaruddin (1997) yang menyebutkan bahwa di dalam madu terkandung zat anti mikrobial, yang dapat menghambat penyakit.

Daya antibakteri madu tidak ada sangkut pautnya dengan kadar gula tinggi maupun rendahnya kadar air, tetapi oleh adanya suatu senyawa sejenis lysozyme yang memiliki daya antibakteri. Senyawa tersebut lebih popular dengan nama inhibine. Bakteri gram negatif lebih peka terhadap inhibine daripada gram positif. Inhibine sangat peka terhadap panas. Pada suhu 600C keaktifan inhibine dalam madu hilang hanya dalam waktu 15 menit.

Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik yakni asetilkolin. Asetilkolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan mengurangi tekanan darah. Gula yang terdapat dalam madu akan terserap langsung oleh darah sehingga menghasilkan energi secara cepat bila dibandingkan dengan gula biasa.

Disamping kandungan gulanya yang tinggi (fruktosa 41,0 %; glukosa 35 %; sukrosa 1,9 %) madu juga mengandung komponen lain seperti tepung sari dan berbagai enzim pencernaan. Disamping itu madu juga mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B2, mineral seperti kalsium, natrium, kalium, magnesium, besi, juga garam iodine bahkan radium. Selain itu madu juga mengandung antibiotik dan berbagai asam organic seperti asam malat, tartarat, sitrat, laklat, dan oksalat. Karena itu madu sangat tinggi sekali khasiatnya.

Ibn sina (Avicenna), ilmuwan muslim yang tersohor itu menganjurkan kita mengkonsumsi madu, karena dapat menjaga kekuatan sehingga kita masih mampu bekerja pada usia tua (senja). Dia juga menganjurkan agar manusia yang telah berusia 45 tahun sebaiknya mengkonsumsi madu secara teratur. Demikian juga halnya Aristoteles beranggapan bahwa madu memiliki sifat yang unik yang dapat meningkatkan kesehatan manusia dan memperpanjang usia, dalam arti dalam usia tua masih mempunyai stamina yang kuat dan gangguan penyakit sangat jarang dijumpai. Bahkan Hypocrates membiasakan diri makan madu secara teratur yang mungkin menjadi penyebab dia dapat mencapai usia 107 tahun.

Pada zaman modern penggunaan madu ini semakin luas. Semakin tinggi tingkat teknologi suatu negara, semakin tinggi kesadaran akan arti madu dalam menu masyarakat sehari-hari. Mereka semakin mendambakan lebih banyak mengkonsumsi natural foods. Madu bukan saja termasuk kategori natural foods, tetapi juga dalam natural health foods. Negara-negara maju seperti di eropa barat maupun Amerika tercatat merupakan negara-negara dengan dengan penduduk yang mempunyai tingkat kegemaran paling tinggi terhadap konsumsi madu. Di Jepang minum madu sebelum tidur merupakan suatu tradisi untuk mendapatkan kesehatan dan kebugaran di pagi hari.

Peranan madu bagi pertumbuhan anak kecil sangat penting karena di dalam madu terdapat asam folat, yaitu suatu asam yang banyak pengaruhnya terhadap mahluk yang sedang tumbuh, karena dapat memperbaiki susunan darah , dan jumlah eritrosit meningkat. Pemberian madu pada anak-anak dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Sebagai perbandingan, anak yang tidak diberi madu kandungan hemoglobinnya hanya naik sampai 4 persen selama 40 hari. Sedangkan anak yang mengkonsumsi madu disamping makan normal, kandungan hemoglobinnya naik 23 persen pada waktu yang sama.

Madu sangat baik sekali bagi bayi terutama madu randu (kapuk), apabila dicampur dengan susu. Hal ini karena madu mengandung cukup banyak besi yang hanya disediakan dalam jumlah yang relative lebih sedikit oleh susu ibu ataupun susu sapi.

Berbagai jenis enzim terdapat dalam madu, diantaranya adalah diastase, invertase, katalase, peroksidase dan lipase. Madu adalah jenis makanan alami yang paling tinggi kadar enzimnya. Enzim-enzim katalase berperan memecahkan peroksida, suatu zat radikal bebas yang selain dapat mempercepat proses penuaan juga dapat memicu adanya kanker dalam tubuh.

Berbeda dengan gula biasa yang terdapat dalam permen atau gula yang dapat merusak gigi yang diakibatkan oleh tumbuhnya bakteri pembusuk yang disebut bakteri asam laktat, madu mengandung antibiotika. Meskipun pH-nya rendah, tetapi karena kandungan mineralnya tinggi mempunyai potensi bersifat basa, dan karenanya dapat berfungsi sebagai desinfektan terhadap bakteri-bakteri di rongga mulut. Mungkin untuk alas an itulah nenek moyang kita sering menganjurkan berkumur madu encer (± 15%) untuk menyembuhkan radang rongga mulut.

Haris dari berbagai sumber :

http://www.edumuslim.org
http://www.lenterahati.web.id




Tidak ada komentar:

Posting Komentar